Tarakan, Kalimantan Utara — Skate park yang seharusnya menjadi ruang publik bagi anak muda berkreasi dan berolahraga kini berubah wajah menjadi sorotan miring. Beberapa komunitas skater di Tarakan mengungkapkan keresahan mereka karena taman yang dibangun untuk kegiatan positif justru sering dijadikan tempat mesum oleh oknum tak bertanggung jawab.
Keprihatinan ini mencuat setelah sejumlah anggota komunitas skateboard lokal mengunggah foto-foto kondisi skate park yang kotor, dengan sampah berserakan, termasuk kondom bekas yang ditemukan hampir setiap pagi.
“Setiap kali kami datang buat latihan pagi-pagi, selalu saja ada bungkus kondom, kadang malah yang sudah dipakai. Ini menjijikkan dan bikin nggak nyaman,” ujar Andre, salah satu skater lokal, saat ditemui di lokasi, Kamis (25/4).
Minim Pengawasan, Kurang Penerangan
Skate park yang terletak di salah satu sudut taman kota ini sejatinya dibangun untuk mendukung aktivitas pemuda Tarakan. Namun, kondisi lapangan yang minim penerangan dan kurangnya pengawasan dari petugas membuatnya rawan disalahgunakan saat malam hari.
“Kalau malam, gelap banget. Nggak ada lampu. Jadi banyak yang pakai tempat ini buat pacaran atau bahkan hal yang lebih parah,” tambah Andre.
Beberapa warga yang tinggal di sekitar lokasi juga mengeluhkan aktivitas mencurigakan yang kerap terjadi setelah matahari terbenam. Mereka berharap ada patroli rutin dari Satpol PP atau aparat keamanan untuk mencegah penyalahgunaan fasilitas umum tersebut.
Komunitas Skater Desak Perbaikan dan Pemeliharaan
Komunitas skater di Tarakan telah menyampaikan keluhan mereka kepada pemerintah kota. Mereka menuntut perbaikan fasilitas, penambahan lampu penerangan, serta pemasangan CCTV sebagai upaya preventif.
“Ini bukan cuma soal kenyamanan kami sebagai pengguna, tapi juga menjaga image skate park sebagai ruang yang positif,” jelas Ayu, seorang anggota komunitas perempuan skater. Ia juga menyoroti pentingnya edukasi publik tentang menjaga ruang bersama.
Pemerintah Akan Evaluasi
Menanggapi laporan ini, Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tarakan menyatakan akan segera melakukan evaluasi dan inspeksi lapangan.
“Kami sudah mendapat laporan dari beberapa komunitas. Dalam waktu dekat, kami akan berkoordinasi dengan pihak keamanan dan Dinas Kebersihan untuk meningkatkan pengawasan dan kebersihan di area tersebut,” ujar seorang pejabat Dispora yang enggan disebut namanya.
Perlu Dukungan Semua Pihak
Kondisi ini mencerminkan bahwa fasilitas publik, meski telah dibangun dengan niat baik, tetap membutuhkan dukungan dari semua pihak—baik pemerintah, komunitas, maupun masyarakat umum. Tanpa rasa memiliki dan tanggung jawab bersama, ruang publik bisa kehilangan fungsinya dan malah menjadi titik masalah sosial baru.
Skate park bukan sekadar lintasan untuk papan roda empat, tapi juga simbol ruang kreatif dan kebebasan berekspresi anak muda. Sudah sepantasnya tempat ini dijaga, bukan dicemari.