Legenda Tinju Dunia George Foreman Wafat: Dunia Kehilangan Sosok Petarung dan Inspirator Sejati

Houston, Texas – 12 April 2025 — Dunia tinju tengah berduka. George Foreman, salah satu nama terbesar dalam sejarah olahraga adu jotos ini, dinyatakan wafat dalam usia 76 tahun, meninggalkan warisan luar biasa baik di dalam maupun luar ring. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh pihak keluarga dan promotor pada Sabtu malam waktu setempat.

Meninggalnya Foreman menutup satu bab penting dalam sejarah olahraga dunia, sekaligus mengingatkan publik akan sosok petarung yang bukan hanya ditakuti lawan, tetapi juga dihormati sebagai pribadi yang rendah hati dan menginspirasi.


Petarung Kuat, Juara Sejati

George Foreman lahir pada 10 Januari 1949 di Marshall, Texas. Namanya pertama kali mencuat saat ia meraih medali emas untuk Amerika Serikat di Olimpiade Meksiko 1968. Namun, dunia benar-benar mengenalnya pada awal 1970-an ketika ia menjadi juara dunia kelas berat dengan kemenangan brutal atas Joe Frazier di Kingston, Jamaika.

Dengan gaya bertarung agresif dan kekuatan pukulan luar biasa, Foreman membangun reputasi sebagai monster di atas ring. Namun, siapa sangka, pria bertubuh besar ini sempat meninggalkan dunia tinju dan menjadi pendeta sebelum akhirnya kembali bertarung dan menjadi juara dunia kembali di usia 45 tahun—rekor yang hingga kini belum terpecahkan.

“Kemenangan terbesar saya bukan ketika saya menang atas Frazier atau Moorer, tetapi ketika saya berdamai dengan hidup saya,” kata Foreman dalam salah satu wawancara reflektifnya.


Sosok di Balik Nama Besar

Setelah pensiun untuk kedua kalinya, Foreman menjelma menjadi tokoh publik yang dicintai. Ia dikenal luas melalui lini bisnis pemanggang “George Foreman Grill” yang sukses besar dan mengantarkannya ke status miliarder.

Meski kaya dan terkenal, ia tetap tampil sebagai pribadi hangat, aktif dalam kegiatan sosial, serta sering memberi motivasi kepada para anak muda tentang makna kerja keras, spiritualitas, dan pengampunan.


Duka dari Dunia

Berbagai tokoh dunia, mulai dari atlet hingga selebritas, menyampaikan rasa duka dan hormat mereka terhadap sang legenda. Mike Tyson menulis di media sosial:

“George bukan cuma legenda di ring, tapi juga contoh bagaimana seorang pria bisa berubah dan tetap besar. Dunia kehilangan seorang raksasa hari ini.”

Sementara itu, promotor legendaris Bob Arum menyebut Foreman sebagai “jembatan antara era klasik dan era modern tinju.”


Warisan Abadi

George Foreman tak hanya meninggalkan sabuk juara dan rekor mengesankan. Ia meninggalkan pelajaran hidup: bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk bangkit, berubah, dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Ia adalah simbol dari kekuatan fisik dan kekuatan hati, kombinasi langka yang menjadikannya lebih dari sekadar petinju.


Selamat Jalan, Champ

George Foreman kini telah berpulang, tapi namanya akan terus hidup dalam ingatan dunia — sebagai petarung yang keras di atas ring, dan sebagai manusia yang lembut di luar ring.

Selamat jalan, Big George. Legacy-mu abadi.