Veddriq Leonardo Bidik Gelar ke-7 di Piala Dunia Panjat Tebing Bali: Si Raja Speed Kembali ke Rumah Sendiri

Bali tengah bersiap menjadi tuan rumah sebuah ajang olahraga ekstrem paling prestisius: Piala Dunia Panjat Tebing 2025. Namun sorotan bukan hanya tertuju pada indahnya Pulau Dewata sebagai lokasi pertandingan, tetapi juga pada sosok atlet panjat tebing kebanggaan Indonesia — Veddriq Leonardo. Pria asal Kalimantan Barat ini membidik gelar ketujuhnya dalam nomor speed, sekaligus ingin membuktikan bahwa dirinya masih tak tertandingi di lintasan vertikal dunia.

Kembali ke Tanah Air dengan Misi Khusus

Setelah menorehkan prestasi demi prestasi di berbagai negara — dari Seoul, Salt Lake City, hingga Edinburgh — Veddriq kini datang ke Bali membawa harapan besar. Bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk bangsa. Bertanding di negeri sendiri tentu membawa beban lebih, namun juga menjadi sumber semangat yang luar biasa.

“Bertanding di Indonesia selalu istimewa. Ini bukan hanya soal medali, tapi tentang kebanggaan,” ujar Veddriq dalam sesi jumpa pers pra-kompetisi di Denpasar.

Gelar ke-7 akan menjadi pencapaian monumental. Sebagai pemegang rekor dunia nomor speed di angka 4,90 detik, Veddriq tidak hanya difavoritkan, tapi juga ditantang. Banyak atlet muda bermunculan, membawa gaya dan strategi baru. Namun, justru di situlah ia merasa terpacu.

Bali: Lintasan Baru, Semangat Baru

Piala Dunia Panjat Tebing di Bali menjadi sejarah tersendiri karena ini kali pertama Indonesia menggelar ajang sebesar itu di destinasi wisata kelas dunia. Venue dibangun di area terbuka dengan latar belakang pantai, menjanjikan pertunjukan spektakuler antara kekuatan fisik dan keindahan alam.

Kompetisi ini bukan sekadar olahraga, tetapi juga panggung untuk memperkenalkan Indonesia sebagai pusat sport tourism. Pemerintah pun mendukung penuh, dengan menjadikan event ini sebagai bagian dari kalender internasional tahunan.

Mental Baja Sang Juara

Veddriq bukan atlet sembarangan. Selain kecepatannya yang fenomenal, ia dikenal karena konsistensi dan mental bertanding yang stabil. Dalam beberapa pertandingan terakhir, bahkan ketika mengalami false start atau cuaca ekstrem, ia tetap mampu tampil prima.

Pelatihnya, Hendra Basir, menyebutkan bahwa kesiapan Veddriq kali ini berada di level terbaik. “Dia dalam kondisi puncak, baik fisik maupun psikologis. Kami optimis.”

Lebih dari Sekadar Medali

Bagi Veddriq, kompetisi ini lebih dari sekadar perburuan gelar. Ia ingin menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia, terutama mereka yang berasal dari daerah. Perjalanannya dari atlet daerah ke juara dunia adalah bukti bahwa mimpi bisa diraih dengan kerja keras, meski berasal dari tempat yang jauh dari sorotan ibu kota.

“Saya ingin adik-adik di pelosok tahu, kamu bisa berdiri di podium dunia. Tidak ada yang tidak mungkin,” ujarnya, penuh keyakinan.